18Dewa.com - Poker Online, Ceme Online
18Dewa.com - Rekaman suara Ketua DPR Setya Novanto (SN) lakukan pertemuan dengan bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin (MS) dan pengusaha Muhammad Riza Chalid (MR), diperdengarkan dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Banyak topik mereka bahas. Termasuk menyinggung sikap Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Dalam transkip dan rekaman itu, Setya Novanto alias SN menyebut bahwa Jokowi merupakan sosok keras kepala. Bahkan presiden disebutnya bisa merugikan semua pihak.
Dia menjelek-jelekan Jokowi memakai bahasa Belanda, Koppig atau keras kepala dalam bahasa Belanda. "Koppignya dia buat bahaya kita," kata Setya dalam rekaman.
Setya mengatakan itu berdasarkan pengalamannya soal PSSI. Seperti diketahui Jokowi tetap bersikeras membekukan PSSI yang membuat FIFA menjatuhkan sanksi sehingga liga tidak bisa bergulir.
"Kadang-kadang dia kalau egonya ketinggian, ngerusak pak. Ngono Pak. Makanya pengalaman-pengalaman saya sama dia, begitu dia makin dihantam makin kencang dia (Jokowi). Nekat pak. Wah," jelasnya.
Selalu saat pemilihan calon Kapolri, Jokowi bersikeras menolak Komjen Budi Gunawan yang diusulkan oleh Megawati. Jokowi akhirnya menunjuk Komjen Badrodin haiti jadi orang nomor satu di Korps Bhyangkara.
Buntut dari itu, Riza Chalid, mengungkapkan Jokowi dimarahi oleh Mega di depan para ketua umum partai koalisi. Saat itu, lanjut Riza, Mega mengatakan BG sudah membantu pemenangan Jokowi dengan mengerahkan polisi di seluruh Polda.
"Di Solo ada Surya Paloh, Pak Wiranto pokoknya koalisi mereka, dimaki-maki pak, Jokowi itu sama Megawati. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu. Padahal, ini orang baik kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati," ungkapnya.
Lalu, soal Freeport Jokowi juga belum memberi lampu hijau bakal memperpanjang kontrak jika berbagai persyaratan tidak dipenuhi. "Saya ikut masuk ke Dharmawangsa ini, cost yang mereka bawakan sudah, tapi masih gedean mereka porsinya. Terlalu lama mereka itu boros. Saya yakin Freeport pasti jalan. Kalau sampai Jokowi nekat nyetop, jatuh dia," katanya.
Lalu Jokowi juga menolak diintervensi soal pemilihan perwira tinggi Polri menempati beberapa posisi. Jokowi disebut-sebut yang meminta Irjen Tito Karnavian yang menjabat Kapolda Papua ditarik ke Jakarta. Kini Tito menjadi Kapolda Metro.
"Tito akhirnya ditarik ke Jakarta supaya enggak menyolok, jadi Asrena. Sekarang Papua sudah jalan, kasih hadiah sama Jokowi. Padahal maunya Jakarta bukan dia. Pak BG maunya bukan Tito. Pak BG maunya Pak Budi. Tapi Budi ditaruh Bandung. Tito Jakarta yang minta Jokowi," tandasnya.
Sign up here with your email
ConversionConversion EmoticonEmoticon